BIZKEY MEDIA - Gelombang demonstrasi mahasiswa kembali mengguncang kawasan kompleks parlemen di Jakarta. Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas turun ke jalan untuk menyuarakan kekecewaan mereka terhadap kebijakan pemerintah dan parlemen. Suasana di depan gedung DPR/MPR RI sejak pagi sudah dipadati massa dengan spanduk, poster, serta teriakan yel-yel perjuangan.
Aksi ini dipicu oleh keputusan terbaru DPR yang memberikan tambahan fasilitas dan insentif kepada anggotanya. Mahasiswa menilai keputusan itu tidak mencerminkan kondisi rakyat yang masih menghadapi kesenjangan ekonomi, biaya hidup tinggi, dan minimnya perhatian terhadap kesejahteraan publik. Mereka menegaskan bahwa langkah tersebut justru semakin memperlebar jurang antara wakil rakyat dan rakyat yang diwakilinya.
Para demonstran datang dengan mengenakan almamater kampus, membawa poster bertuliskan kritik, serta orasi bergantian dari atas mobil komando. Mereka mengangkat isu keadilan sosial, pemerataan pembangunan, serta menolak bentuk kebijakan yang dianggap hanya menguntungkan elite politik. Teriakan “Hidup Mahasiswa!” menggema di sepanjang jalan menuju gedung DPR.
Meski diguyur panas terik, semangat para mahasiswa tidak surut. Mereka tetap bertahan, berorasi, dan menunggu kesempatan bertemu langsung dengan perwakilan pemerintah maupun anggota parlemen. Koordinator aksi menyatakan bahwa gerakan ini bukan hanya bentuk protes, melainkan panggilan moral untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat luas.
Pihak kepolisian diterjunkan dalam jumlah besar untuk menjaga keamanan jalannya demonstrasi. Barisan polisi lengkap dengan kendaraan taktis ditempatkan di beberapa titik strategis. Hingga siang hari, aksi berlangsung damai meskipun sesekali terjadi dorong-dorongan kecil antara massa dengan aparat ketika mahasiswa mendesak agar pintu gerbang DPR dibuka.
Salah satu tuntutan utama mahasiswa adalah pembatalan kebijakan tambahan insentif anggota DPR yang dianggap tidak tepat waktu. Menurut mereka, kondisi perekonomian saat ini masih sulit sehingga keputusan itu hanya menimbulkan rasa ketidakadilan di tengah masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga meminta adanya transparansi dalam penggunaan anggaran negara.
Sejumlah tokoh mahasiswa yang hadir dalam aksi ini menegaskan bahwa mereka tidak akan mundur sebelum ada tanggapan resmi dari pihak pemerintah maupun parlemen. Mereka berjanji akan terus mengawal isu tersebut melalui aksi lanjutan jika tuntutan mereka diabaikan. Hal ini menunjukkan bahwa gerakan mahasiswa masih menjadi kekuatan moral yang kritis terhadap kebijakan negara.
Selain menyoroti masalah insentif, mahasiswa juga membawa isu-isu lain seperti biaya pendidikan yang semakin mahal, lapangan kerja yang terbatas, serta problem korupsi yang dianggap masih marak di tubuh pemerintahan. Menurut mereka, semua itu adalah bentuk nyata bahwa negara belum sepenuhnya berpihak kepada rakyat.
Aksi di depan DPR kali ini tidak hanya melibatkan mahasiswa dari Jakarta, melainkan juga mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka datang dengan semangat solidaritas, meyakini bahwa perubahan hanya dapat terjadi jika suara mahasiswa bergema secara kolektif. Hal ini menjadikan demonstrasi tersebut semakin besar dan mendapat sorotan publik.
Di sisi lain, pihak DPR menyatakan terbuka untuk berdialog dengan perwakilan mahasiswa. Beberapa anggota parlemen bahkan sempat menemui massa dan berusaha menenangkan suasana. Namun, mahasiswa tetap bersikeras agar keputusan tentang insentif segera ditinjau ulang, bukan sekadar janji atau pernyataan kosong.
Media sosial turut ramai dengan berbagai unggahan mengenai aksi ini. Tagar terkait protes mahasiswa menduduki trending di platform Twitter/X, menunjukkan bahwa perhatian publik sangat besar terhadap isu yang diangkat. Banyak warganet menyatakan dukungan, sementara sebagian lainnya mengingatkan agar aksi tetap berjalan damai dan tidak ditunggangi kepentingan politik tertentu.
Hingga sore hari, mahasiswa masih bertahan di sekitar gedung DPR dengan kondisi cukup kondusif. Mereka menggelar diskusi terbuka, menyanyikan lagu perjuangan, serta membacakan puisi yang menggugah tentang nasib rakyat kecil. Aksi ini lebih dari sekadar protes, melainkan simbol perlawanan terhadap kebijakan yang dinilai tidak pro-rakyat.
Beberapa pengamat politik menilai bahwa gerakan mahasiswa hari ini bisa menjadi momentum penting untuk menekan pemerintah agar lebih berhati-hati dalam membuat keputusan. Jika aspirasi mahasiswa tidak dihiraukan, bukan tidak mungkin gelombang protes lebih besar akan muncul di kemudian hari. Hal itu tentu berpotensi mengguncang stabilitas politik.
Aksi demonstrasi mahasiswa di depan DPR pada akhirnya menggambarkan dinamika demokrasi di Indonesia. Suara kritis dari kampus kembali hadir di ruang publik, mengingatkan bahwa mahasiswa tetap menjadi garda terdepan dalam menyuarakan kebenaran. Meski jalan menuju perubahan tidak mudah, semangat juang mereka menjadi simbol harapan bagi masyarakat luas.
Komentar
Posting Komentar