BIZKEY MEDIA - Riset adalah fondasi perubahan. Ia mampu membuka wawasan, mengubah kebijakan, dan memecahkan masalah nyata di masyarakat. Namun, seberapa sering hasil riset yang luar biasa hanya berakhir di jurnal akademik atau laporan tahunan yang jarang dibaca publik? Inilah tantangan besar dunia penelitian: bagaimana menjadikan riset tidak hanya keren, tetapi juga dikenal dan berdampak luas.
Mengapa Riset Harus Disebarluaskan?
🔍 Banyak penelitian di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk memengaruhi kebijakan publik, industri, dan kehidupan masyarakat. Sayangnya, hasil riset tersebut sering kali hanya beredar di kalangan akademisi atau organisasi tertentu. Padahal, kekuatan riset tidak hanya terletak pada proses ilmiahnya, tetapi juga pada kemampuannya menjangkau audiens yang lebih luas.
Dengan menebarluaskan hasil riset melalui media populer, artikel ilmiah populer, dan presentasi publik, peneliti dapat memperluas dampak dari temuan mereka. Riset yang dikomunikasikan dengan baik bisa menjadi alat advokasi, inspirasi perubahan sosial, dan bahkan solusi konkret bagi masalah lingkungan, hukum, dan ekonomi.
Tantangan Peneliti: Menyampaikan Riset dengan Bahasa yang Menarik
Banyak peneliti terbiasa menulis dengan gaya akademik yang kompleks dan penuh istilah teknis. Ketika diminta menulis secara ringkas dan menarik untuk publik, mereka sering kali merasa kesulitan. Kekhawatiran akan hilangnya esensi ilmiah membuat mereka enggan menyederhanakan bahasa.
Muhammad Tanziel Aziezi dari LeIP, misalnya, mengungkapkan bahwa ia terbiasa menulis secara deskriptif dan merasa kesulitan menyingkat tulisan tanpa kehilangan informasi penting. Ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis ilmiah populer bukanlah hal yang sepele, tetapi sangat penting untuk menjembatani dunia akademik dan masyarakat umum.
TCID dan Kolaborasi Strategis: Mendorong Peneliti Menjadi Komunikator Hebat
The Conversation Indonesia (TCID) bersama Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), Lembaga Kajian dan Advokasi Independensi Peradilan (LeIP), dan Indonesian Centre for Environmental Law (ICEL) telah mengambil langkah konkret untuk mengatasi tantangan ini. Mereka mengadakan pelatihan menulis artikel ilmiah populer yang bertujuan membekali peneliti dengan keterampilan komunikasi yang efektif.
Pelatihan yang berlangsung pada 21 November 2024 di kantor IOJI, Jakarta, menghadirkan sesi coaching langsung dari editor TCID. Hasilnya? Sebanyak 22 usulan artikel muncul dari para peserta, menunjukkan antusiasme tinggi untuk menyebarluaskan gagasan mereka kepada publik. Artikel-artikel tersebut menjadi lebih tajam, relevan, dan siap menjangkau audiens yang lebih luas.
Public Speaking: Dari Ruang Riset ke Panggung Global
Menulis saja tidak cukup. Kemampuan berbicara di depan publik juga menjadi kunci agar riset bisa memengaruhi kebijakan dan menginspirasi perubahan. TCID kembali berperan penting dalam pelatihan public speaking yang diadakan pada 6 Februari 2025.
Dalam pelatihan ini, peneliti diajarkan menyusun narasi yang menarik, memahami karakter audiens, dan menyampaikan pesan dengan percaya diri. Johanna Poerba dari LeIP menyebut bahwa pelatihan ini memberinya wawasan baru tentang cara menyusun argumentasi dan narasi singkat yang sesuai dengan audiens.
Contoh nyata keberhasilan pelatihan ini adalah Fadilla Octaviani dari IOJI, yang mendapatkan pendampingan intensif dari TCID untuk presentasi di forum internasional. Dengan struktur pidato yang kuat dan strategi penyampaian yang efektif, ia tampil lebih percaya diri dan mampu menyuarakan risetnya di panggung global.
Manfaat Menyebarluaskan Riset: Dari Kebijakan hingga Kesadaran Publik
Ketika riset disampaikan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, dampaknya bisa sangat luas. Ia bisa memengaruhi kebijakan pemerintah, mendorong perubahan industri, dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu penting seperti keadilan lingkungan, hukum, dan keberlanjutan.
Riset yang disebarluaskan juga membuka peluang kolaborasi lintas sektor. Akademisi bisa bekerja sama dengan media, organisasi masyarakat sipil, dan pembuat kebijakan untuk menciptakan solusi yang lebih komprehensif dan berdampak nyata.
SEO dan Strategi Komunikasi Digital: Kunci Menjangkau Audiens Lebih Luas
Di era digital, menyebarluaskan riset tidak cukup hanya melalui seminar atau laporan cetak. Peneliti perlu memahami strategi komunikasi digital, termasuk optimasi mesin pencari (SEO), penggunaan media sosial, dan penulisan konten yang menarik.
Artikel ilmiah populer yang SEO-friendly akan lebih mudah ditemukan oleh pembaca melalui Google dan mesin pencari lainnya. Penggunaan kata kunci relevan seperti “riset Indonesia”, “penelitian berdampak”, “komunikasi ilmiah”, dan “public speaking peneliti” dapat meningkatkan visibilitas artikel dan menjangkau audiens yang lebih luas.
Pelatihan TCID: Investasi untuk Masa Depan Penelitian Indonesia
TCID terus membuka ruang bagi peneliti untuk belajar menulis dan berbicara secara efektif. Pelatihan ini bukan hanya tentang teknik, tetapi juga tentang membangun kepercayaan diri dan keberanian untuk menyuarakan gagasan di ruang publik.
Bagi peneliti yang ingin membawa risetnya ke level berikutnya, bergabung dengan pelatihan TCID adalah langkah strategis. Dengan pendampingan langsung dari editor dan ahli komunikasi, peneliti akan lebih siap menghadapi tantangan komunikasi publik dan memperluas dampak riset mereka.
📩 Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran pelatihan, silakan hubungi TCID melalui email: kemitraan@theconversation.com.
Dengan menyebarluaskan riset secara efektif, kita tidak hanya membuat ilmu pengetahuan lebih keren, tetapi juga lebih bermanfaat. Mari jadikan riset sebagai alat perubahan yang nyata—bukan hanya untuk akademisi, tetapi untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Sumber : The Conversation Indonesia.
Komentar
Posting Komentar