Bagi banyak fresh graduate, momen menerima tawaran kerja adalah campuran antara euforia dan kebingungan. Di satu sisi, kamu senang akhirnya diterima. Di sisi lain, muncul pertanyaan penting: gajinya sesuai nggak ya? Sayangnya, banyak pelamar baru yang langsung menerima angka pertama tanpa negosiasi, karena takut dianggap tidak sopan atau kehilangan kesempatan.
Padahal, negosiasi gaji adalah hal wajar dan profesional. Perusahaan yang sehat justru menghargai kandidat yang tahu nilai dirinya. Yang penting adalah tahu kapan, bagaimana, dan dengan cara apa kamu menyampaikan permintaan tersebut.
Kenali Standar Gaji di Industri dan Lokasi
Langkah pertama sebelum negosiasi adalah riset. Cari tahu standar gaji untuk posisi yang kamu lamar, terutama di wilayah tempat kamu akan bekerja. Misalnya, gaji operator produksi di Bekasi bisa berbeda dengan di Bandung atau Jakarta. Gunakan referensi dari Jobstreet, Glints, atau forum komunitas kerja lokal seperti .
Kalau kamu melamar di sektor digital, kreatif, atau startup, gaji bisa sangat bervariasi tergantung skill dan portofolio. Jangan hanya mengandalkan angka dari teman—pastikan kamu punya data yang valid.
Tunggu Momen yang Tepat untuk Negosiasi
Negosiasi gaji tidak dilakukan saat awal wawancara. Tunggu sampai kamu dinyatakan lolos atau sudah menerima tawaran kerja. Biasanya, HRD akan mengirimkan surat penawaran atau menyampaikan angka gaji secara verbal. Di sinilah kamu bisa mulai berdiskusi.
Kalau kamu ditanya “Apakah angka ini sesuai?” atau “Ada yang ingin didiskusikan?”, itu adalah sinyal bahwa kamu boleh mengajukan permintaan. Jangan langsung bilang “Saya terima saja” kalau kamu merasa angka tersebut terlalu rendah.
Gunakan Bahasa yang Sopan dan Profesional
Negosiasi bukan debat. Gunakan bahasa yang sopan, jelas, dan berbasis data. Contoh kalimat yang bisa kamu gunakan:
“Saya sangat tertarik dengan posisi ini dan merasa cocok dengan tim. Namun, berdasarkan riset saya dan biaya hidup di wilayah Bekasi, saya berharap bisa mendapatkan kompensasi di kisaran X juta agar bisa bekerja dengan lebih optimal.”
Kalimat seperti ini menunjukkan bahwa kamu menghargai tawaran mereka, tapi juga punya pertimbangan rasional. Hindari nada menuntut atau membandingkan dengan perusahaan lain secara langsung.
Tunjukkan Nilai Tambah yang Kamu Bawa
Kalau kamu punya skill tambahan, sertifikasi, atau pengalaman freelance, gunakan itu sebagai alasan kenapa kamu layak mendapatkan gaji lebih tinggi. Misalnya, kamu melamar sebagai admin tapi juga bisa desain di Canva dan mengelola media sosial. Itu bisa jadi nilai tambah yang layak dihargai.
Perusahaan tidak hanya membayar berdasarkan ijazah, tapi juga potensi kontribusi. Semakin banyak kamu bisa tunjukkan nilai tambah, semakin besar peluang negosiasi berhasil.
Siapkan Batas Minimum dan Rencana Cadangan
Sebelum negosiasi, tentukan batas minimum gaji yang masih bisa kamu terima. Jangan asal minta naik tanpa tahu batas bawahmu. Kalau angka yang ditawarkan masih di atas batas itu, kamu bisa pertimbangkan untuk menerima sambil tetap terbuka pada peluang lain.
Kalau perusahaan tidak bisa memenuhi permintaanmu, kamu bisa minta kompensasi lain seperti uang makan, transportasi, atau fleksibilitas jam kerja. Kadang, benefit non-finansial bisa jadi penyeimbang gaji yang belum ideal.
Jangan Takut Ditolak, Tapi Tetap Realistis
Negosiasi gaji bukan jaminan kamu akan langsung dapat angka yang kamu mau. Tapi itu adalah proses yang menunjukkan bahwa kamu serius dan punya perencanaan karier. Kalau perusahaan menolak, kamu bisa tetap menerima tawaran dengan catatan evaluasi setelah masa percobaan.
Yang penting adalah kamu tidak menyesal karena sudah mencoba. Banyak fresh graduate yang baru sadar setelah bekerja bahwa mereka bisa saja mendapatkan lebih kalau berani bicara sejak awal.
Kesimpulan
Negosiasi gaji bukan hal tabu, apalagi di era kerja modern. Sebagai fresh graduate, kamu punya hak untuk mendapatkan kompensasi yang layak sesuai dengan skill dan tanggung jawab. Dengan riset yang matang, komunikasi yang sopan, dan strategi yang realistis, kamu bisa menjalani proses negosiasi dengan percaya diri dan tetap menjaga hubungan baik dengan perusahaan.
Jangan takut untuk bicara. Masa depanmu layak diperjuangkan, dan gaji yang sesuai adalah langkah awal menuju karier yang sehat dan berkelanjutan.

Posting Komentar