Di sebuah rumah sederhana di pinggiran Cikarang, hidup seorang nenek bernama Siti. Usianya sudah 63 tahun, rambutnya mulai memutih, dan langkahnya tak secepat dulu. Tapi semangatnya? Masih menyala seperti api kecil yang tak pernah padam. Siapa sangka, di usia senja, Nenek Siti justru menemukan panggilan baru: menjadi seorang YouTuber.

Cerita ini bukan sekadar tentang teknologi, tapi tentang cinta keluarga, keberanian mencoba hal baru, dan semangat belajar yang tak mengenal usia.

Awal Mula: Dari Dapur ke Dunia Maya

Semua bermula ketika cucunya, Raka, pulang dari kuliah dan melihat sang nenek sedang memasak sayur asem. Aroma khas masakan Sunda memenuhi rumah. Raka, yang sedang belajar tentang konten digital, spontan berkata, “Nek, masakan Nenek tuh bisa viral di YouTube, lho.”

Nenek Siti tertawa kecil. “Mana bisa, Nak. Nenek gaptek. Nggak ngerti YouTube.”

Tapi Raka tidak menyerah. Ia mulai merekam kegiatan memasak sang nenek dengan HP-nya. Tanpa editan rumit, tanpa lighting profesional. Hanya video sederhana berjudul “Sayur Asem ala Nenek Cikarang”. Ia unggah ke YouTube, dan dalam seminggu, video itu ditonton lebih dari 10.000 kali.

Tantangan Awal: Gap Teknologi dan Rasa Takut

Meski senang, Nenek Siti sempat ragu. Ia takut dikomentari negatif, takut dianggap lucu-lucuan, dan merasa tidak pantas tampil di internet. Tapi Raka meyakinkannya bahwa banyak orang justru mencari konten yang jujur, hangat, dan penuh nilai tradisional.

“Justru karena Nenek asli, orang suka,” kata Raka. “Nenek nggak pura-pura. Masakan Nenek itu nostalgia buat banyak orang.”

Dengan dukungan keluarga, Nenek Siti mulai belajar hal-hal dasar: cara menyalakan kamera, berbicara di depan layar, dan bahkan membaca komentar dari penonton. Ia mulai terbiasa dengan istilah-istilah baru: subscriber, thumbnail, engagement.

Konten yang Menginspirasi

Channel YouTube Nenek Siti diberi nama “Dapur Nenek Cikarang”. Kontennya tidak hanya soal masakan, tapi juga cerita masa muda, tips hidup sehat, dan kadang-kadang, curhat ringan tentang kehidupan.

Beberapa video yang viral antara lain:

  • “Cara Membuat Sambal Terasi Tanpa Ulek”

  • “Cerita Nenek Tentang Zaman Pasar Lama Cikarang”

  • “Tips Hidup Hemat ala Nenek”

Komentar dari penonton pun beragam:

“Nenek Siti bikin aku ingat almarhumah nenekku.” “Masakannya sederhana tapi bikin kangen.” “Nenek, sehat terus ya. Saya suka banget nonton channel Nenek.”

Dukungan Keluarga: Kunci Keberhasilan

Di balik layar, keluarga Nenek Siti punya peran besar. Raka menjadi editor video, anaknya membantu promosi di media sosial, dan cucu-cucu lainnya ikut membantu membuat thumbnail dan menjawab komentar.

Mereka tidak hanya mendukung secara teknis, tapi juga secara emosional. Setiap kali Nenek merasa minder atau lelah, mereka hadir untuk menyemangati.

Channel YouTube ini menjadi proyek keluarga. Bukan hanya soal konten, tapi juga soal kebersamaan.

Dampak Sosial: Inspirasi Lintas Generasi

Kisah Nenek Siti menyebar ke berbagai komunitas. Ia diundang ke acara lokal, menjadi narasumber di webinar tentang literasi digital lansia, dan bahkan masuk berita lokal sebagai “Nenek YouTuber Inspiratif dari Cikarang.”

Banyak lansia yang terinspirasi untuk mencoba hal baru. Beberapa mulai belajar WhatsApp, membuat video pendek, atau sekadar aktif di grup komunitas.

Nenek Siti membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk berkarya. Justru pengalaman hidupnya menjadi nilai tambah yang tidak dimiliki oleh generasi muda.

Monetisasi dan Etika Digital

Setelah mencapai 10.000 subscriber, channel Nenek Siti mulai menghasilkan uang dari iklan. Tapi keluarga tetap menjaga etika: tidak membuat konten sensasional, tidak mengejar viralitas dengan cara instan, dan selalu menjaga kesopanan.

Mereka juga mengedukasi penonton tentang pentingnya menghargai konten lokal, mendukung kreator kecil, dan menjaga komentar yang sehat.

Penutup: YouTube Sebagai Jembatan Cinta

Bagi Nenek Siti, YouTube bukan sekadar platform. Ia adalah jembatan antara generasi, antara dapur dan dunia maya, antara masa lalu dan masa depan.

Ia tidak pernah membayangkan bahwa di usia 63 tahun, ia akan dikenal sebagai YouTuber. Tapi ia membuktikan bahwa semangat belajar, dukungan keluarga, dan keberanian mencoba bisa membuka jalan baru yang indah.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama