BIZKEY MEDIA - Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat yang menjadi korban dalam aksi demonstrasi di Kota Makassar. Menteri Sosial (Mensos) secara resmi memberikan santunan sebesar Rp 5 juta bagi korban yang mengalami luka berat akibat kericuhan dalam aksi tersebut. Santunan ini diberikan sebagai bentuk kehadiran negara dalam melindungi dan meringankan beban masyarakat yang terdampak.

Beberapa waktu lalu, Kota Makassar menjadi sorotan publik setelah digelar aksi unjuk rasa yang diwarnai bentrokan antara massa dan aparat keamanan. Demonstrasi yang awalnya berjalan damai berubah menjadi ricuh, sehingga menimbulkan kerugian material dan korban luka.

Dari laporan kepolisian dan tenaga medis di lapangan, sejumlah warga serta mahasiswa mengalami luka-luka, mulai dari luka ringan hingga luka berat. Mereka harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit setempat. Situasi ini menimbulkan keprihatinan, terutama karena sebagian besar korban adalah generasi muda yang seharusnya menjadi aset bangsa.

Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, Menteri Sosial bersama jajaran Kemensos segera turun tangan. Melalui program perlindungan sosial, pemerintah menyalurkan bantuan berupa santunan Rp 5 juta untuk setiap korban luka berat. Bantuan ini tidak hanya berupa uang tunai, tetapi juga pendampingan psikososial untuk membantu korban dan keluarganya pulih dari trauma.

Mensos menegaskan bahwa negara hadir di saat rakyat membutuhkan. “Kami ingin memastikan korban yang terdampak tidak dibiarkan berjuang sendiri. Santunan ini memang tidak bisa menghapus rasa sakit yang dialami, tetapi diharapkan dapat meringankan beban ekonomi keluarga,” ujarnya.

Kementerian Sosial bekerja sama dengan pemerintah daerah, rumah sakit, serta aparat setempat dalam menyalurkan bantuan. Proses pendataan dilakukan secara transparan untuk memastikan santunan tepat sasaran.

Adapun mekanisme penyalurannya meliputi:

1.      Pendataan korban luka berat yang dirawat di rumah sakit akibat aksi demo.

2.      Verifikasi data oleh petugas Kemensos dan Dinas Sosial daerah.

3.      Penyaluran dana santunan langsung kepada keluarga korban melalui rekening resmi atau secara tunai dengan bukti serah terima.

Dengan sistem ini, Kemensos berusaha memastikan tidak ada penyalahgunaan dan bantuan benar-benar diterima oleh yang berhak.

 

Sejumlah korban luka berat masih menjalani perawatan medis. Pihak keluarga menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian pemerintah. Bagi mereka, santunan Rp 5 juta sangat berarti untuk menutupi biaya pengobatan tambahan, transportasi, hingga kebutuhan sehari-hari selama mendampingi korban di rumah sakit.

Salah satu keluarga korban menyatakan, “Kami tidak menyangka pemerintah akan langsung turun tangan. Bantuan ini meringankan beban kami, karena biaya perawatan di rumah sakit cukup tinggi.”

Selain bantuan finansial, keluarga berharap ada langkah serius dari pemerintah dan aparat agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.

Pemberian santunan ini tidak hanya dimaknai sebagai bantuan kemanusiaan, tetapi juga bagian dari strategi pemerintah dalam mengurangi dampak konflik sosial. Kementerian Sosial melalui program Layanan Dukungan Psikososial (LDP) berencana mendampingi korban dan masyarakat sekitar, agar trauma akibat bentrokan tidak berlarut-larut.

Selain itu, pemerintah mendorong adanya dialog sosial antara mahasiswa, masyarakat, dan aparat, sehingga aspirasi dapat disampaikan dengan cara damai tanpa menimbulkan korban.

Dalam kunjungannya ke Makassar, Mensos juga menyampaikan pesan khusus kepada mahasiswa dan generasi muda. Ia menekankan bahwa menyampaikan aspirasi adalah hak setiap warga negara, tetapi harus dilakukan dengan cara yang damai dan konstruktif.

“Jangan sampai perjuangan yang mulia justru menimbulkan luka bagi diri sendiri maupun orang lain. Mari kita ciptakan ruang dialog yang sehat tanpa kekerasan,” ujar Mensos.

Pesan ini penting mengingat banyaknya mahasiswa yang ikut turun dalam aksi demo. Dengan pendekatan persuasif, diharapkan generasi muda bisa menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan, bukan kerusuhan.

Aksi demo di Makassar memberikan pelajaran penting tentang bagaimana perbedaan pendapat harus dikelola. Bentrokan yang menimbulkan korban luka menjadi bukti bahwa ketegangan sosial dapat berubah menjadi tragedi jika tidak dikendalikan dengan baik.

Dari sisi sosial, masyarakat menjadi cemas dan aktivitas ekonomi terganggu. Sementara dari sisi politik, peristiwa ini mengingatkan pemerintah akan pentingnya komunikasi yang lebih terbuka dengan publik.

Dalam konteks inilah, langkah cepat Kemensos memberi santunan dinilai sebagai bentuk kepedulian sekaligus upaya menenangkan situasi.

Pemberian santunan Rp 5 juta untuk korban luka berat hanyalah salah satu langkah kecil dalam penanganan konflik sosial. Namun, langkah ini menjadi simbol kehadiran negara dan komitmen pemerintah dalam melindungi rakyatnya.

Ke depan, masyarakat berharap:

·         Dialog yang lebih intensif antara pemerintah, aparat, dan masyarakat.

·         Perbaikan sistem keamanan agar demonstrasi bisa berlangsung damai.

·         Dukungan berkelanjutan bagi korban, tidak hanya secara finansial tetapi juga pemulihan psikologis.

Jika hal ini dapat diwujudkan, diharapkan aksi unjuk rasa bisa kembali menjadi sarana demokrasi yang sehat tanpa harus menimbulkan korban.

Pemberian santunan Rp 5 juta dari Menteri Sosial untuk korban luka berat aksi demo di Makassar menunjukkan komitmen nyata pemerintah dalam memberikan perlindungan sosial. Di balik angka Rp 5 juta, terdapat pesan penting: negara tidak tinggal diam ketika warganya terluka akibat konflik sosial.

Langkah ini sekaligus menjadi pengingat bahwa perbedaan pendapat tidak boleh diakhiri dengan kekerasan. Kehadiran Biopac sebagai pelopor inovasi ramah lingkungan memang membanggakan, tetapi kehadiran pemerintah dalam momen krisis kemanusiaan seperti di Makassar juga sangat vital.

Dengan kerja sama semua pihak, diharapkan tragedi serupa tidak terulang, dan Indonesia bisa terus melangkah maju sebagai bangsa yang demokratis, adil, dan peduli.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama